JOHN DALTON
1.
Sejarah Hidup
Dalton lahir pada tahun 1766
di desa Eaglesfield di Inggris Utara. Sekolah formalnya berakhir tatkala
umurnya cuma baru tujuh tahun, dan dia hampir sepenuhnya belajar sendiri dalam
ilmu pengetahuan. Dia seorang anak muda yang senantiasa memahami sesuatu lebih
dulu dari rata-rata orang normal, dan ketika umurnya mencapai dua belas tahun
dia sudah jadi guru. Dan dia menjadi guru atau pengajar pribadi hampir
sepanjang hidupnya. Ketika umurnya meningkat lima belas tahun dia pindah ke
kota Kendal, umur dua puluh enam ke Manchester dan menetap di situ hingga napas
penghabisan keluar dari tenggorokannya tahun 1844.
Perlu
diketahui bahwa Dalton selama hidupnya tidak pernah kawin. Dalton menjadi
tertarik dengan meteorologi di tahun 1787 tatkala umurnya dua puluh satu tahun.
Enam tahun kemudian dia terbitkan buku tentang masalah itu. Penyelidikannya
tentang udara dan atmosfir membangkitkan minatnya terhadap kualitas gas secara
umum. Dengan melakukan serentetan percobaan, dia temukan dua hukum yang
mengendalikan perilaku gas. Pertama, yang disuguhkan Dalton tahun 1801,
menegaskan bahwa volume yang diisi gas adalah proporsiona1 dengan suhunya. (Ini
umumnya dikenal dengan "Hukum Charles" sesudah ilmuwan Perancis yang
menemukannya beberapa tahun sebelum Dalton, tetapi gagal menerbitkan hasil
penyelidikannya). Kedua, juga disuguhkan tahun 1801, dikenal dengan julukan
"hukum Dalton" tentang tekanan bagian per bagian. Menjelang tahun
1804, Dalton sudah merumuskan dia punya teori atom dan menyiapkan daftar berat
atom. Tetapi, buku utamanya A New System of Chemical Philosophy baru terbit tahun 1808. Buku ini membuatnya termasyhur, dan dalam
tahun-tahun berikutnya, bunga penghargaan ditabur orang di atas kepalanya.
John Dalton adalah ilmuwan Inggris yang di
awal abad ke-19 mengedepankan hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan.
Dengan perbuatan ini, dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan kemajuan
besar di bidang kimia sejak saat itu namun Beliau bukanlah orang pertama yang
beranggapan bahwa semua obyek material terdiri dari sejumlah besar partikel
yang teramat kecil dan tak terusakkan yang disebut atom.
Adalah sulit
menyatakan secara berlebihan arti penting dari hipotesa atom. Ini merupakan
pendapat sentral dalam pengertian kita tentang bidang ilmu kimia. Tambahan
lagi, ini merupakan pendahuluan esensial dari umumnya fisika modern. Hanya
karena masalah peratoman sudah begitu sering dibicarakan sebelum Dalton
sehingga dia tidak dapat tempat lebih tinggi dalam urutan daftar buku ini.
2.
Konsep Yang Ditemukan
Adapun konsep-konsep yang dikemukakan oleh
John Dalton antara lain, Pada tahun 1803, John Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua
hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap
(hukum Prouts). Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total zat-zat sebelum
reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi".
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa "Perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua hukum tersebut Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
- Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
- Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
- Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
- Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut i
John Dalton merupakan ilmuwan Inggris yang di awal
abad ke-19 mengedepankan hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan. Dengan
perbuatan ini, dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan kemajuan besar di
bidang kimia sejak saat itu. Itulah keadaannya tatkala Dalton muncul. Dia
menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat
digunakan dalam penafsiran percobaan kimia, dan dapat dicoba secara tepat di
laboratorium. Meskipun terminologinya agak sedikit berbeda dengan yang kita
gunakan sekarang, Dalton dengan jelas mengemukakan konsep tentang atom,
molekul, elemen dan campuran kimia. Dia perjelas itu bahwa meski jumlah total
atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari pelbagai jenis yang berbeda
agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok atom; kini sedikit
di atas 100 elemen sudah diketahui).
Meskipun perbedaan tipe atom berlainan
beratnya, Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok serupa
adalah sama dalam semua kualitasnya, termasuk "mass" (kuantitas
material dalam suatu benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak). Dalton
memasukkan di dalam bukunya satu daftar yang mencatat berat relatif dari
pelbagai jenis atom yang berbeda-beda, daftar pertama yang pernah disiapkan
orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom.
Dalton juga menjelaskan dengan gamblang
bahwa tiap dua molekul dari gabungan kimiawi yang sama terdiri dari kombinasi
atom serupa. (Misalnya, tiap molekul "nitrous oxide" (N2O) terdiri
dari dua atom nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk sesuatu
gabungan kimiawi tertentu --tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana
diperoleh-- senantiasa terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi berat yang
sepenuhnya sama. Ini adalah "hukum proporsi pasti," yang telah
diketemukan secara eksperimentil oleh Joseph Louis Proust beberapa tahun lebih
dulu.
Begitu meyakinkan cara Dalton menyuguhkan
teori ini, sehingga dalam tempo dua puluh tahun dia sudah diterima oleh
mayoritas ilmuwan. Lebih jauh dari itu, ahli-ahli kimia mengikuti program yang
diusulkan oleh bukunya: tentukan secara persis berat relatif atom; analisa
gabungan kimiawi dari beratnya; tentukan kombinasi yang tepat dari atom yang
membentuk tiap kelompok molekul yang punya kesamaan ciri. Keberhasilan dari
program ini sudah barang tentu luar biasa.Secara kebetulan, Dalton menderita
sejenis penyakit buta warna. Keadaan ini malah membangkitkan keinginan tahunya.
Dia pelajari masalah itu, dan menerbitkan kertas kerja ilmiah tentang buta
warna, suatu topik yang pertama kalinya ditulis orang
3.
Perkembangan Konsep
Ketika Dalton mengusulkan teori atomnya,
teorinya menarik cukup banyak perhatian. Namun, teorinya ini gagal mendapat
dukungan penuh. Beberapa pendukung Dalton membuat berbagai usaha penting untuk
mempersuasi yang melawan teori ini, tetapi beberapa oposisi masih tetap ada.
Kimia saat itu belum cukup membuktikan keberadaan atom dengan percobaan. Jadi
teori atom tetap merupakan hipotesis. Lebih lanjut, sains setelah abad ke-18
mengembangkan berbagai percobaan yang membuat banyak saintis menjadi skeptis
pada hipotesis atom. Misalnya, kimiawan tenar seperti Sir Humphry Davy
(1778-1829) dan Michael Faraday (1791-1867), keduanya dari Inggris, keduanya
ragu pada teori atom.
Sementara teori atom masih tetap
hipotesis, berbagai kemajuan besar dibuta di berbagai bidang sains. Salah
satunya adalah kemunculan termodinamika yang cepat di abad 19. Kimia struktural
saat itu yang direpresentasikan oleh teori atom hanyalah masalah akademik
dengan sedikit kemungkinan aplikasi praktis. Tetapi termodinamika yang
diturunkan dari isu praktis seperti efisiensi mesin uap nampak lebih penting.
Ada kontroversi yang sangat tajam antara atomis dengan yang mendukung
termodinamika. Debat antara fisikawan Austria Ludwig Boltzmann (1844-1906) dan
kimiawan Jerman Friedrich Wilhelm Ostwald (1853-1932) dengan fisikawan Austria
Ernst Mach (1838-1916) pantas dicatat. Debat ini berakibat buruk, Boltzmann
bunuh diri.
Di awal abad 20, terdapat perubahan besar
dalam minat sains. Sederet penemuan penting, termasuk keradioaktifan,
menimbulkan minat pada sifat atom, dan lebih umum, sains struktural. Bahwa atom
ada secara percobaan dikonfirmasi dengan percobaan kesetimbangan sedimentasi
oleh Perrin.
Botanis Inggris, Robert Brown (1773-1858)
menemukan gerak takberaturan partikel koloid dan gerakan ini disebut dengan
gerak Brow, untuk menghormatinya. Fisikawan Swiss Albert Einstein (1879-1955)
mengembangkan teori gerak yang berdasarkan teori atom. Menurut teori ini, gerak
Brown dapat diungkapkan dengan persamaan yang memuat bilangan Avogadro.
D =(RT/N).(1/6παη) ...................................................................... (1.1)
D adalah gerakan partikel, R tetapan gas,
T temperatur, N bilangan Avogadro, α jari-jari partikel dan η viskositas
larutan.
Inti ide Perrin adalah sebagai berikut.
Partikel koloid bergerak secara random dengan gerak Brown dan secara simultan
mengendap ke bawah oleh pengaruh gravitasi. Kesetimbangan sedimentasi
dihasilkan oleh kesetimbangan dua gerak ini, gerak random dan sedimentasi.
Perrin dengan teliti mengamati distribusi partikel koloid, dan dengan bantuan
persamaan 1.1 dan datanya, ia mendapatkan bilangan Avogadro. Mengejutkan nilai
yang didapatkannya cocok dengan bilangan Avogadro yang diperoleh dengan metoda
lain yang berbeda. Kecocokan ini selanjutnya membuktikan kebenaran teori atom
yang menjadi dasar teori gerak Brown.
Tidak perlu disebutkan, Perrin tidak dapat
mengamati atom secara langsung. Apa yang dapat dilakukan saintis waktu itu,
termasuk Perrin, adalah menunjukkan bahwa bilangan Avogadro yang didapatkan
dari sejumlah metoda yang berbeda berdasarkan teori atom identik. Dengan kata
lain mereka membuktikan teori atom secara tidak langsung dengan konsistensi
logis.
Dalam kerangka kimia modern, metodologi
seperti ini masih penting. Bahkan sampai hari ini masih tidak mungkin mengamati
langsung partikel sekecil atom dengan mata telanjang atau mikroskop optik.Untuk
mengamati langsung dengan sinar tampak, ukuran partikelnya harus lebih besar
daripada panjang gelombang sinar tampak. Panjang gelombang sinar tampak ada
dalam rentang 4,0 x 10-7- 7,0 x10-7 m, yang besarnya 1000
kali lebih besar daripada ukuran atom. Jadi jelas di luar rentang alat optis
untuk mengamati atom. Dengan bantuan alat baru seperti mikroskop electron (EM)
atau scanning tunneling microscope (STM), ketidakmungkinan ini dapat
diatasi. Walaupun prinsip mengamati atom dengan alat ini, berbeda dengan apa
yang terlibat dengan mengamati bulan atau bunga, kita dapat mengatakan bahwa
kita kini dapat mengamati atom secara langsung.
4.
Aplikasi Konsep
Temuan dan hasil pemikian John Dalton
di aplikasikan dalam berbagai bidang yang kemudian digunakan secara luas sampai
hari ini dalam kehidupan sehari-hari seperti:
1. Keradioaktifan,
menimbulkan minat pada sifat atom, dan lebih umum, sains struktural. Bahwa atom
ada secara percobaan dikonfirmasi dengan percobaan kesetimbangan sedimentasi
oleh Perrin.
2. Gerak
takberaturan partikel koloid dan gerakan ini disebut dengan gerak Brown, untuk
menghormatinya. Fisikawan Swiss Albert Einstein (1879-1955) mengembangkan teori
gerak yang berdasarkan teori atom. Menurut teori ini, gerak Brown dapat
diungkapkan dengan persamaan yang memuat bilangan Avogadro.
3. Dalam
kerangka kimia modern, metodologi seperti ini masih penting. Bahkan sampai hari
ini masih tidak mungkin mengamati langsung partikel sekecil atom dengan mata
telanjang atau mikroskop optik.
Download File Docx
Tag :
Sejarawan Fisika, Sejarah Hidup John Dalton, Sejarah
Penemuan Konsep John Dalton Pengembangan Konsep John Dalton,
Aplikasi Konsep John Dalton Pengembangan Konsep John Dalton.
Label:
Sejarawan Fisika
di
07.47
Belum ada komentar untuk "Sejarawan Fisika John Dalton"
Posting Komentar